· 1 min read

SLIM MANAGEMENT!

Kadang pebisnis tidak menyadari menganut aliran push strategy. Push startegy berasumsi pasar menerima apapun dan kapanpun produk yang dihasilkan. Kadang ketidakmampuan memprediksi permintaan pasar menjadikan pebisnis mendukung push strategy.

Kadang pebisnis tidak menyadari menganut aliran push strategy. Push startegy berasumsi pasar menerima apapun dan kapanpun produk yang dihasilkan. Kadang ketidakmampuan memprediksi permintaan pasar menjadikan pebisnis mendukung push strategy.

Ternyata tidak hanya manusia yang menginginkan kelangsingan tubuh atau disebut slim. Organisasi harus slim. Slim itu berarti berbagai lemak organisasi harus dibakar. Kalau manusia berolah raga merupakan cara ideal, tetapi butuh konsistensi dan waktu. Walaupun beresiko, kalau tidak sabar, obat dipercaya mampu membakar lemak. Lalu pertanyaanya bagaimana membakar lemak dalam organisasi? Olah raga atau Obat?

Lemak dalam organisasi itu diistilahkan dengan “waste”. Pebisnis harus mengenali apa saja waste yang masih lengket dalam organisasi. Waste merupakan permborosan yang memiliki banyak wajah diantaranya pemborosan waktu, tempat, orang, material, energy, dll.

Waste hanya bisa dihilangkan dengan merubah pola pikir dalam organisasi. Pola pikir  yang paling penting adalah “push vs pull strategy”.

Kadang pebisnis tidak menyadari menganut aliran push strategy. Push startegy berasumsi pasar menerima apapun dan kapanpun produk yang dihasilkan. Kadang ketidakmampuan memprediksi permintaan pasar menjadikan pebisnis mendukung push strategy.

Setiap lini bisnis dipacu untuk menghasilkan produk tanpa melihat ketepatan jumlah dan waktu yang ditentukan pelanggan. Alhasil, bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi menumpuk. Disamping itu, pebisnis cenderung memiliki toleransi tinggi pada pemborosan seperti gudang harus besar, karyawan harus berlimpah, pengawasan harus tinggi, dan jangan lupa penggunaan dana jadi lebih besar, dll. Alhasil, organisasi jadi tambun.

Slim hanya bisa terjadi ketika pebisnis beraliran pull strategy. Memang tidak mudah. Pebisnis harus mampu merancang jumlah dan waktu penjualan. Pebisnis akan memproduksi sebesar apa yang mampu dijual dan membeli bahan sebesar apa yang akan diproduksi.

Persediaan barang, barang dalam proses, dan barang jadi harus mendekati zero. Alhasil, tempat, orang, dana, energy, lebih efisien. Organisasi jauh lebih langsing sehingga menarik minat investor untuk meliriknya.

Satu hal yang perlu dipahami pebisnis yaitu aliansi. Melangsingkan organisasi juga menuntut aliansi yang kuat dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti pelanggan, pemasok, dll.

Konsep slim juga boleh dikatakan memindahkan aktivitas yang tidak bernilai tambah kepada pihak lain sehingga terjadi perpindahan lemak organisasi? Tetapi, jangan lupa, pihak yang menerima lemak tersebut tidak akan merugi, justru mereka mampu mengelola lemak tersebut menjadi angka laba yang tidak mampu dihasilkan oleh pihk yang mentransfer lemak.

Mungkin sudah saatnya sahabat berfikir, apakah laba yang dihasilkan karena push strategy selalu jauh lebih besar dari pull strategy. Godaan menjadi besar dan tambun biasanya diyakini mendatangkan laba besar? Benarkah sahabat?

Kira2 sahabat bertanya apakah tulisan diatas berisi anjuran berolahraga atau minum obat dalam menghancurkan lemak organisasi?

Make it a good day,

Salam transformasi

Devie Deviesa., Ph.D., OD

Back to Blog