DIGITAL SOCIETY!

Selamat datang era digitalisasi. We are social (2020) mencatat pengguna internet Indonesia sudah mencapai 175,4 juta atau 64% penduduk Indonesia. Masyarakat Indonesia menggunakan Youtube sebagai media sosial tertinggi yang mencapai 88 juta orang, disusul whatsapp (84 juta), Facebook (82 juta), Instagram (79 juta), Twitter (56 juta), Line (50 juta), FB Messenger (50 juta), Linkedin (35 juta), Pinterest (34 juta), We chat (29 juta). Bahkan kompas menginformasikan setiap orang menghabiskan waktu rata rata 4,7 jam berselancar di internet.

Digital Society merupakan julukan yang pas bagi masyarakat yang menerima kehadiran digitalisasi dalam menyempurnakan kehidupan. Digitalisasi telah merubah kehidupan. Digitalisasi menjadikan hidup lebih mudah untuk dijalani. McAfee, A., & Brynjolfsson, E. (2017) menawarkan tiga manfaat digitalisasi yang bisa dirasakan setiap orang dalam menjalani kehidupan yaitu machine learning, platform thinking, dan crowd based action. Ketiga manfaat itu sangat dirasakan oleh masyarakat yang menerima digitalisasi sebagai bagian dari kehidupan kita sehari hari sedangkan masyarakat yang belum mau menerima kehadiran digitalisasi akan berpendapat sebaliknya.

Machine learning dalam dunia digital diwarnai dengan kemudahan setiap orang untuk memperoleh dan sekaligus menggunakan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menyempurnakan kehidupan. Disadari atau tidak, kemudahan masyarakat mendapatkan pengetahuan di era digital merupakan media yang tepat bagi masyarakat untuk belajar. Hasil pembelajaran tersebut akan mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat. Pola pikir yang telah diwarnai oleh pengetahuan baru akan berujung pada perubahan perilaku yang diharapkan dapat menyempurnakan kehidupan masyarakat. Interaksi antar masyarakat dalam berbagi pengetahuan di era digital makin menambah efektifitas proses pembelajaran. Saling mempengaruhi dan dipengaruhi berkecamuk di era digital sebagai perwujudan keberhasilan proses pembelajaran.

Digitalisasi juga mempromosikan beragam dimensi kemungkinan, tidak linier, dan menawarkan pengetahuan baru yang otentik sehingga memudahkan digital society mengembangbiakkan pikiran kreatif. Digital society secara otomatis memiliki platform thinking untuk menyempurnakan kemampuan berfikir dalam beragam perspektif sehingga melahirkan ide baru yang otentik. Platform thinking memberi kesempatan digital society berani menyampaikan berbagai ide dan pemikiran yang berbeda tentang apapun yang terjadi dalam hidup. Masyarakat memiliki kesempatan untuk menunjukan eksistensi diri era digital. Perpaduan berbagai ide dan pemikiran yang berbeda memudahkan proses kreasi terjadi dalam masyarakat.

Peristiwa demo besar yang merata di seluruh USA dan menjalar ke beberapa negara di Eropa untuk memprotes perlakuan beberapa aparat kepolisian yang dipandang rasis di USA dan beberapa negara di Eropa menunjukan apa yang disebut crowd based action. Era digital memudahkan setiap orang tidak dibatasi umur, jenis kelamin, bangsa. Negara dapat mengambil tindakan yang sama atas sebuah peristiwa dalam hidup. Digitalisasi menyatukan pikiran, pendapat, dan tindakan setiap orang dimana pun berada. Dunia seperti sangat kecil ketika crowd based action dimanfaatkan oleh digital society.

Pertanyaannya yang perlu digumulkan sahabat transformer adalah sejauh mana strategi anda sesuai dengan yang dirindukan digital society? Apakah anda mampu memberikan pengaruh pada digital society untuk kepentingan bisnis anda? Apakah pengetahuan dari anda yang sedang dipelajari, dikembangkan, dan didistribusikan di dunia maya? Ayo sahabat tunjukan segera misi dan ide anda pada machine learning, platform digital, dan crowd based action yang sedang bergerak dinamis di tangan digital society? Apalagi Covid-19 memaksa mereka lebih intensif mengarungi samudra digital. Jika terlambat, anda akan gigit jari!

Make it a good day,

Salam transformasi

Devie Deviesa., Ph.D., OD