· 1 min read

Angel Investor Bertobat

Angel investor di Indonesia fokus pada pertumbuhan berkelanjutan pasca kegagalan WeWork dan Uber, menekankan kesehatan keuangan dan sinergi dengan startup.

Angel investor di Indonesia fokus pada pertumbuhan berkelanjutan pasca kegagalan WeWork dan Uber, menekankan kesehatan keuangan dan sinergi dengan startup.

Kegagalan yang dialami oleh WeWork dan Uber sudah tentu membawa dampak. Lalu, Apa yang akan dilakukan oleh para Angel Investor?

Penurunan harga saham Uber sejak ditawarkan di pasar perdana (IPO) dan gagalnya peluncuran saham WeWork menjadi salah satu pelajaran penting bagi pertobatan para Angel investor. 

Berita terbaru memasuki tahun 2020 menambah kegelisahan para angel investor dimana sejumlah usaha rintisan global mengurangi jumlah karyawan dengan harapan untuk mencari keuntungan. Misalkan, Lyft mengurangi 90-an karyawan, skuter lime mengurangi karyawan di 12 pasar, OYO dikabarkan mengurangi 1800 karyawan dan rencana berlanjut, Clouds Minds mengurangi 700 karyawan. Netfix, Quora, dan siapa lagi ya?

Sebelum bertobat, angel investor sepakat dengan perusahaan value seeker yang melakukan strategi “bakar duit” untuk melipatgandakan jumlah pelanggan. Hajar terus pasar dengan beragam diskon, potongan, cash back, hadiah, dll.

Setelah bertobat, Angel investor mulai melirik kembali karateristik Bureaucratic Investor, yaitu tentang kesehatan keuangan sebagai fondasi kesinambungan perusahaan. Angel investor mulai membuka angka -  angka keuangan dengan mensinergikan angka – angka tentang pelanggan. Jika derajat sinergi sangat kecil, maka Angel Investor cenderung tidak tertarik untuk menggelontorkan duit mereka.

Pertobatan para Angel investor dunia perlu diantisipasi oleh para business creator “Start Up”. Pendanaan makin sulit didapatkan. Perusahaan rintisan harus punya “Blue Print” keberlanjutan bisnis yang lebih rasional. Pertobatan para Angel Investor dapat diartikan mereka makin rasional melihat peluang dan potensi bisnis.

Tahukah sahabat. Berdasarkan data dari BPKM (2020) terdapat 65.288 perusahaan rintisan yang tersebar pada lima Negara yang menghadirkan perusahaan rintisan dunia diantaranya USA (73,5%), India (11,3%), England ( 7,9%), Canada (3,9%), dan Indonesia (3,4%). Data ini merupakan angin segar karena terdapat 2.218 perusahaan rintisan Indonesia yang sedang menanti pinangan Angel Investor. Disamping itu, data ini menunjukkan banyaknya kreativitas dari generasi milenial Indonesia.

Pertanyaan yang perlu direnungkan para sahabat transformer, apakah pertobatan Angel Investor merupakan berita yang menyenangkan atau sebaliknya bagi bisnis anda? Jika tidak? Atau jika ya?

Yang jelas pertobatan Angel Investor merupakan peluang bagi siapapun untuk mendekati para usaha rintisan. Mereka menjadi tidak terlalu “demanding”. Ayo sahabat kita ajak para perusahaan rintisan untuk bersinergi dengan perusahaan anda.

Back to Blog